KEISTIMEWAAN NEGERI SYAM

Syam, menurut Ibn Muqaffa’, disebut demikian berdasarkan nama Sam bin Nuh. Sam adalah nama putra Nuh, yang dalam bahasa Suriyaniyyah disebut dengan menggunakan huruf “Syin”, bukan “Sin”. Siisilah lengkapnya adalah Syam bin Nuh bin Lamik bin Metusyalih bin Khanukh bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin Adam.

Syam kemudian memiliki anak Elam, Asyur, Aram, Arfakhsyad dan Luth, dan sejumlah anak perempuan. Nabi Ibrahim masih keturunan Syam, oleh penganut ajaran samawi dianggap sebagai leluhur dari bangsa Ibrani (Israel) dan Arab. Menurut Damrah bin Rabi’ah dari Ibn Ata’ dari ayahnya, bahwa Syam menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan berambut indah.

Syam kemudian digunakan untuk menyebut tempat (negeri). Al-Kalabi menjelaskan, disebut Syam, karena posisinya terletak dibagian Kiri/Utara Buni (Syimal al-Ardh), sebagaimana Yaman, untuk menyebut bagian kanan bumi (Yaman al-Ardh). Negeri Syam merupakan tempat dari agama samawi, yaitu Yudaisme (Yahudi), Nasrani (Kristen), dan Islam. Menurut kaum Muslim, negeri Syam dianggap sebagai “Negeri Kebaikan”. Pada masa kerasulan Nabi Isa as., dikatakan bahwa Syam bin Nuh pernah dibangkitkan kembali oleh Isa, ketika ada permintaan dari Bani Israel.

Negeri Syam sebelum dibagi-bagi oleh penjajah Inggris dan Prancis, melalui perjanjian Sykes Pyco, terdiri dari sejumlah tempat di Timur Tengah, yaitu Libanon, Palestina, Suriah, dan Yordania. Setelah terjadi pembagian, Syam kemudian diidentikkan dengan Suriah, kemudian dipersempit lagi dengan Damaskus. Padahal, Syam bukan hanya Suriah dan Damaskus.

Di Suriah, hingga kini ada sejumlah tempat yang menggunakan nama Syam, diantaranya adalah: Bushra as-Syam, yaitu kota administrasi Damaskus dan merupakan ibukota distrik Hawran. Damaskus, ibukota dan kota terbesar di Suriah, juga dikenal dengan nama Syam. Selain itu Levant, wilayah Mediterania timur, atau wilayah besar di Asia Barat yang dibatasi oleh pegunungan Taurus di Utara, Gurun Arab di selatan, Laut Mediterania di barat, dan pegunungan Zagros di timur.

Syam ini memiliki sejarah panjang, bukan hanya bagi umat Islam tetapi bagi umat-umat lainnya. Wilayah ini dikenal sebagai surga dunia, karena bangunannya yang indah, keindahan buminya, buahnya banyak dan tempatnya bersih. Airnya pun melimpah, dengan saluran air yang banyak.

***

Damaskus dalam bahasa Arab disebut Dimasyqa, menurut ahli sejarah, diambil dari nama Damasyiq bin Qani bin Malik bin Arfakhsyad bin Syam bin Nuh as. Ini merupakan penjelasan Ibn al-Kalabi. Ada yang mengatakan, Damaskus ini diambil dari nama Dimasyqa bin Iram bin Syam bin Nuh as. Sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an dengan, Irama Dzati al-Imad. Dia adalah saudara Palestin, Ailiya, Hims, dan al-Urdun. Masing-masing membangun suatu tempat yang kemudian disebut dengan menggunakan masing-masing namanya.

Ahli sirah yang kredibel berkata, bahwa Adam as. Pernah diturunkan di tempat yang sekarang dikenal dengan nama Bait Anat, sedangkan Hawa di Bait Lihya, Habil putra Adam, sang pemilik kambing di Muqra’, sementara Qabil, sang pemilik tanaman, di Qunainah. Tempat-tempat ini berada disekitar Damaskus.

Ditempat yang sekarang dikenal dengan nama Bab as-Sa’at di Masjid Jamik Shakhra (Masjid al-Aqsa) inilah hewan kurban Qabil dan Habil di letakkan. Jika diterima, maka api akan turun membakarnya. Jika sebaliknya, maka tidak diterima, maka kurban itu akan tetap utuh. Habil membawa domba yang gemuk, lalu di letakkan diatas Shakhra, kemudian turunlah api membakarnya. Setelah itu, Qabil membawa gandum hasil panennya, kemudian diletakkan diatas Shakhra, namun kurban itu tetap seperti sedia kala. Qabil pun dengki kepada saudaranya, lalu mengikutinya hingga kegunung yang dikenal dengan nama Qasiyun al-Musyarraf di atas Damaskus. Dia ingin membunuhnya, tetapi tidak tahu bagaimana harus melakukannya. Iblis pun mendatanginya, lalu Iblis itu mengambil sebongkah batu, yang digunakan untuk memukul kepalanya. Ketika Qabil melihatnya, dia pun mengambil sebongkah batu, kemudian batu itu digunakan untuk memukul kepala saudaranya, Habil. Qabil pun membunuhnya di atas gunung Qasiyun.

Penulis kitab Tarikh Dimasyqa mengatakan, “Di sana saya melihat ada sebongkah batu dengan bekas sesuatu, seperti darah”. Penduduk Syam mengira itulah batu yang digunakan Qabil untuk membunuh Habil. Batu itu kemerah-merahan dengan bekas darah Habil.
Sebagian orang-orang kuno menuturkan, bahwa Damaskus merupakan rumah Nabi Nuh as. Kayu yang digunakannya untuk membuat perahu saat banjir pun berasal dari gunung Libanon   diriwayatkan dari Ka’ab al-Ahbar, bahwa tembok pertama yang dibangun di bumi setelah badai (Banjir) adalah tembok Damaskus dan Harran. Nabi bersabda, “Sesungguhnya Nabi Isa as diturunkan di Menara Putih di sebelah Timur Damaskus”.

Tempat-tempat suci di Damaskus, dimana doa-doa yang dipanjatkan di sana akan dikabulkan adalah tempat percikan darah di Gunung Qasiyun. Ada yang mengatakan, bahwa tempat tersebut merupakan tempat bersemayam dan shalat para Nabi. Sementara tempat percikan darah yang berada di atas gunung an-Nirab, konon merupakan tempat bersemayamnya Nabi Isa as serta dua masjid Nabi Ibrahim as. Satu di Asy’ariyin, sementara yang lainnya di Barzat. Sementara masjid yang lama di wilayah al-Qathi’ah. Ada yang mengatakan, bahwa disini adalah Makam Nabi Musa as.

Sementara masjid Bab as-Syarq, adalah masjid yang pernah di sebut Nabi, “Inna ‘Isa ‘alaihi as-salam yanzilu fihi. (sesungguhnya ‘Isa as kelak akan diturunkan di sana)”. Masjid kecil yang terletak di belakang jjairun, konon merupakan tempat Nabi Yahya bin Zakaria as dibunuh. Adapun dinding bagian depan Masjid Jamik konon dibangun oleh Nabi Hud  as. Disana terdapat makam sahabat dan rumah-rumah mereka yang terkenal, yang tidak terdapat di negeri lain. Tempat itu hingga sekarang sangat terkenal.

Di bagian depan Damaskus terdapat sebuah makam, konon makam itu adalah makam Ummu ‘Atikah, saudari perempuan Umar bin al-Khatthab ra. Disana juga terdapat satu makam, yang konon makam itu merupakan makam Shuhaib ar-Rumi dan saudaranya. Berdasarkan riwayat yang sahih, Shuhaib dimakamkan di Madinah. Di bagian depan pintu kecil terdapat makam Bilal bin Hamamah, Ka’ab al-Ahbar, dan 3 Isteri Nabi Saw. Juga makam Fidhdhah, budak Fatimah ra. Makam Abu Darda’, Ummu Darda’, Fudhalah bin Ubaid, Sahal bin al-Handhaliyah, Watsilah bin al-Asqa’, Aus bin Aus at-Tsaqafi, Ummu al-Hasan binti Ja’far as-Shadiq ra, Ali bin Abdullah bin Abbas, Salman bin Ali bin Abdullah bin Abbas dan isterinya, Ummu al-Hasan binti Ali bin Abi Thalib ra. Khadijah binti Zain al-‘Abidin serta Sukinah binti al-Husain. Merskipun berdasarkan riwayat yang sahih, yang terakhir ini dimakamkan di Madinah. Juga makam Muhammad bin Umar bin Ali bin Abi Thalib.

Diwilayah Jabiyah terdapat makam Uwais al-Qarni. Di bagian timur Damaskus ini terdapat makam Abdullah bin Mas’ud dan Ubai bin Ka’ab. Meski berdasarkan riwayat yang sahih, kebanyakan dari nama-nama yang disebutkan di atas, telah di makamkan di Madinah. Di Damaskus ini terdapat makam sejumlah sahabat dan tabi’in, selain yang telah disebutkan di atas.

Di pintu Faradis, terdapat Masyhad (tempat berkumpul dan bermusyawarah) al-Husain bin Ali ra. Sdangkan di Masyhad al-Khadhr, terdapat makan Muhammad bin Abdullah bin Husain bin Ahmad bin Ismail bin Ja’far as-Shadiq ra. Dibagian timur Masjid Jamik, terdapat Masjid Umar bin al-Khatthab ra, Masyhad Ali bin Abi Thalib ra, Masyhad al-husain dan Zain al-‘Abidin. Dimasjid tersebut juga terdapat kepala nabi Yahya bin Zakaria as., Mushaf Ustman bin Affas ra. Penduduk Damaskus menyatakan bahwa ini merupakan tulisan Utsman. Mereka juga mengatakan, bahwa makam Nabi Hud as. Didinding depan. Meski terdapat riwayat yang sahih, beliau di makamkan di Hadramaut, Yaman.

Menara sebelah barat masjid jamik ini merupakan tempat Imam al-Ghazali beribadah. Sedangkan menara timur, yang jga disebut “Menara Putih”, merupakan tempat dimana Nabi Isa as kelak akan diturunkan. Ada juga yang mengatakan, bahwa menara yang menjadi tempat turunnya Nabi Isa as adalah menara yang terdapat di gereja Bunda Maria di Damaskus. Sementara di pintu masjid jamik yang terkenal dengan nama Bab az-Ziyadah terdapat potongan tombak yang tergantung. Penduduk Damaskus mengatakan, bahwa itu merupakan tombak Khalid bin Walid ra. Di Damaskus pula terdapat makan Slahuddin al-Ayyubi.

Ibn ‘Asyakir, penulis kitab Tarikh Dimasyqa, menuturkan bahwa diantara keistimewaan Damaskus yang belum pernah saya lihat di negeri ini lain adalah jumlah sungainya. Di sana banyak terdapat sungai, serta aliran airnya yang mengalir di saluran-salurannya. Nyaris tidaak ada dinding yang tidak terelewati air yang disalurkan melalui pipa-pipa hingga ke telaga. Air itu digunakan untuk minum. “Disana, saya juga nyaris tidak menemukan masjid, sekolah dan gang-gang kecil, kecuali dialiri air yang mengalir hingga ke bak-bak air di tempat tersebut hingga ke tempat wudhu’. Di sana pemukiman penduduknya pun terhormat, karena banyaknya penduduk dan orang yang mendiaminya, sementara daerahnya tidak terlalu luas”. Damaskus juga mempunyai pondasi, bukan pagar, yang mengelilingi hampir sebagian besar negeri ini, bahkan nyalir seluas Damaskus.

Damaskus ini terletak di atas bumi yang terhampar, yang dikelilingi oleh gunung yang tinggi menjulang dari semua penjuru. Di sana ada gunug Qasiyun, dimana tidak ada tempat lain yang banyak digunakan oleh ahli ibadah, kecuali gunung ini. Disana banyak terdapat gua dan jejak para Nabi dan rang shalih, yang tidak terdapat di tempat lain. Dia sana pula terdapat banyak buah-buahan yang bagus dan bernilai tinggi, yang dibawa ke negeri-negeri di sekitarnya, mulai dari Mesir hingga ke Harran.

Jika ada gambaran tentang sesuatu surga, maka gambaran yang serupa itu ada di Damaskus. Damaskus sering digunakan sebagai perumpamaan (matsal), karena keindahannya. Itulah Damaskus.

***

Keistimewaan Syam juga ditegaskan oleh Nabi saw dalm sejumlah haditsnya. Nabi saw. Bersabda:
“Beruntunglah Syam, sesungguhny malaikat membentangkan sayap-sayapnya kepada Syam”. (Hr. At-Thabrani)

“Syam adalah bumi pilihan Allah. Di sana terdpat ciptaan dan hamba pilihan-Nya. Sekelompok umatku akan masuk surga. Mereka tidak akan dihisab dan diadzab”. (Hr. At-Thabrani)

“Jika penduduk Syam rusak, maka tidak ada kebaikan diantara kalian. Akan seantiasa ada orang-orng dari kalangan umatku, mereka mendapatkan pertolongan. Mereka tidak peduli dengan siapa saja yang menghinakan mereka hingga Hari Kiamat”. (Hr. Ahmad)

“Pusat Negara Islam ada di Syam”. (Hr. At-Thabrani dan tokoh-tokoh hadits terpercaya)

Inilah kemuliaan Syam, yang tidak diberikan kepada yang lain.


Sumber Buku: Kembalinya Suriah Bumi Khilafah Yang Hilang. Al Azhar Fresh Zone  Publishing. Cetakan 1 Mei 2013/ Rajab 1434 H.

0 Response to "KEISTIMEWAAN NEGERI SYAM"

Post a Comment