KEWAJIBAN SHALAT DAN KEUTAMAAN SHALAT


Kewajiban Shalat
Shalat menurut bahasa berarti doa. Dikatakan: rajulun shalla (seseorang bershalat) jika da’a (dia berdoa). Shalat yang disyariatkan diberi istilah shalat karena mencakup doa. Shalat telah diwajibkan dimalam isra sebanyak lima puluh kali dalam sehari semalam, kemudian diturunkan hingga lima kali shalat, tetapi ganjarannya menyamai lima puluh kali shalat.
Dari Anas ra, ia berkata:
Telah difardlukan kepada Nabi saw pada malam beliau saw di israkan sebanyak lima puluh kali shalat, lalu dikurangi hingga menjadi lima kali shalat. Kemudian beliau di seru, wahai Muhammad, sesungguhnya perintah-Ku ini tidak akan diubah lagi, dan sesungguhnya dengan lima kali shalat ini engkau mendapat (ganjaran) lima puluh (shalat)”. (HR. Tirmidzi, Ibnu al-Mundzir, dan Abdur Razaq)

Bukhari, Ahmad, an-Nasai telah meriwayatkan dari Anas sebuah Hadits yang panjang tentang isra, dan didalamnya disebutkan:
“...yang ini lima dan yang itu lima puluh, dan perintah-Ku ini tidak akan diubah lagi..”
Ahmad telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwa ia berkata:
“Telah difardlukan atas Nabi kalian saw lima puluh shalat, lalu beliau meminta pada Allah ‘azza wa jalla, dan Dia swt menjadikannya lima kali shalat”.

Shalat-shalat yang difardlukan dalam sehari semalam sebanyak lima kali shalat, dan ini merupakan perkara ma’lum min ad-din bi ad-dlarurah (perkara yang pasti diketahui dalam bidang agama), sehingga rasanya cukup untuk menyebutkan satu hadits saja yang menyebut kewajiban lima kali shalat tersebut, yaitu hadits yang diriwayatkan dari Thalhah bin Ubaidillah ra, bahwa ia berkata:
“Datanglah seorang laki-laki pada Rasulullah saw dari kalangan penduduk Najd, kepalanya beruban, dan suaranya yang memanggil keras terdengar berulang-ulang dari kejauhan sehingga tidak dipahami apa yang dikatakannya sampai dia dekat. Tiba-tiba di bertanya tentang islam, maka Rasulullah menjawab: lima kali shalat dalam sehari semalam. Dia bertanya: apakah ada shalat wajib selainnya atasku? Beliau saw menjawab: tidak, kecuali jika engkau hendak shalat tathawwu’...” (HR. Bukhari, Malik, Baihaqi dan Ibnu al-Mundzir)

Keutamaan Shalat
Shalat merupakan rukun kedua dari Rukun Islam setelah syahadatain. Dari Ibnu Umar, ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda:
“Islam dibangun diatas lima perkara: persaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mengekkan shalat, menunaikan zakat, haji, dan puasa bulan Ramadhan”. (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-Nasai)

Shalat merupakan amal perbuatan manusia yang pertama kali akan dihisab pad hari kiamat kelak. Dari Abu Hurairah ra, ia berkata: aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
”Aku mendengar Rasulullah saw bersabda: ‘Yang pertama kali dihisab dari perbuatan seorang hamba pada hari kiamat adalah shalat wajib. Jika dia menyempurnakannya (maka selamat) dan jika tidak maka akan ditambahkan dari shalat tathawwu’nya. Begitu pula hal yang sama akan dilakukan pada perbuatan-perbuatan wajib lainnya’”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, Tirmidzi dan an-Nasai)

Shalat merupakan amal yang paling disukai Allah Swt. Dari Abdullah bin Mas’ud ra, iia berkata:
“Aku bertanya pad Nabi saw:’Perbuatan apakah yang paling disukai Allah Swt?’ Beliau menjawab:’Shalat pada waktunya’, lalu bertanya:’Kemudian apa lagi?’ Beliau menjawab:’Berbakti kepad kedua orang tua’, lalu bertanya:’Kemudian apa lagi?’ Beliau saw menjawab:’Berjihad dijalan Allah’. Dia berkata, beliau mengabarkan tiga hal itu, seandainya aku meminta tambah niscaya beliau akan menambahinya”. (HR. Bukhari)

Ahmad meriwayatkan hadits ini dengan makna yang sama dari salah seorang sahabat. Shalat bisa menghapus kesalahan dan menghilangkan keburukan. Dari Abu Hurairah ra, bahwa dia mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Tahukah kalian seandainya ada sebuah sungai di depan pintu salah seorang dari kalian kemudian ia mandi di dalamnya setiap hari lima kali, pakah menurut kalian hal itu akan menyisakan kotoran padanya? Mereka menjawab: ‘Tidak akan menyisakan kotoran sedikitpun darinya’. Beliau saw berkata: ‘Begitu pula shalat lima kali, Allah akan membersihkan kesalahan darinya dengannya”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Abdullah bin Umar ra, ia berkata: aku mendengar Nabi saw bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba jika berdiri melaksanakan shalat sambil membawa dosa-dosanya yang di letakkan di atas kepalanya atau pundaknya, maka setiap kali dia ruku atau sujud maka berjatuhanlah dosa-dosanya”. (HR. Ibnu Hibban dan al-Baihaqi)

dari Ubadah bin Shamit ra, ia berkata: aku mendengar Rasulullah saw bersabda:
“Barangsiapa yang membawa amalan shalat yang lima dan benar-benar telah menyempurnakannya, tidak mengurangi hak-haknya sedikitpun, maka baginya ada janji dari sisi Allah, yakni Dia Swt tidak akan menyiksanya...”. (HR. Ibnu Hibban).


Sumber Buku: Tuntunan Shalat Berdasarkan Qur’an dan Hadits, Pustaka Thariqul Izzah, Cetakan III, Muharram 1434 H/ Desember 2012.

0 Response to "KEWAJIBAN SHALAT DAN KEUTAMAAN SHALAT"

Post a Comment